PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Des
1

Yesus Datang Mencari Orang Berdosa

Yesus Datang Mencari Orang Berdosa
Uncategorized
Yesus adalah pengantara bagi kita. Dia adalah satu-satunya jalan bagi kita kepada Bapa di sorga. Tanpa korban salib Yesus maka tidak ada keselamatan. Sebaliknya melalui Yesus, kita pasti diselamatkan. Di dalam Yesus juga ada kebenaran. Jika kita mencari kebenaran di dunia ini, pasti kita akan kecewa karena tidak mungkin kita temukan. Karena kebenaran hanya ada pada Yesus. Injil Yohanes 14:6 mengatakan, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Firman Tuhan sangat jelas mengatakan, tidak seorangpun yang benar. Semua manusia sudah berdosa bahkan tidak ada yang berbuat baik dalam segala tindakannya. Akibatnya manusia tidak berguna. Ditulis dalam Roma 3:10-18, "seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu." Daud pun dalam mazmurnya juga mengakui tidak ada yang benar di antara semua yang hidup. Dapat kita baca dalam Mazmur 143:2, "Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu.”

Oleh sebab itu kita harus menyadari keadaan diri kita, akan segala kesalahan dan dosa kita. Supaya kita tidak merasa diri benar, bahkan paling benar. Jika demikian maka kita tidak akan menerima pengampunan dan keselamatan. Karena Yesus tidak datang untuk orang yang merasa benar, tetapi orang yang berdosa. Hal ini jelas tertulis dalam Markus 2:17, "Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Siapakah kita yang berani merasa benar dan melawan Allah yang mahatahu? Yang dapat membantah Allah yang bijak dan kuat dan kita tetap selamat? Sekalipun mulut kita berkata tidak salah namun Allah akan menyatakan segala kesalahan kita. Sebagaimana dikatakan Ayub dalam Ayub 9:1-4 dan 20, "Tetapi Ayub menjawab: "Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? … Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.” Juga dikatakan dalam Ayub 4:17-18, "Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya? Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nya pun didapati-Nya tersesat,”

Jika kita berbuat salah, sekalipun kesalahan itu kita tutup dengan serapi mungkin, namun kita tidak dapat berbohong terhadap diri sendiri. Suara hati kita akan menuduh karena segala kesalahan kita. Ditambahkan lagi Allah akan menyatakan kesalahan kita. Namun bukan berarti kemudian menjadikan kita takut dan melarikan diri dari Allah karena segala kesalahan kita. Karena Allah itu kasih! Sebagaimana sudah kita baca tadi, Tuhan justru datang mencari orang yang berdosa, bukan orang benar!

Hidup manusia di dunia ini hanya sementara, bahkan singkat umurnya. Akankah kita hidup dalam kesalahan dan dosa terus menerus? Sebagaimana ditulis dalam Ayub 14:1 "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan.” Akibat dari dosa yang dilakukan maka hidup manusia penuh kegelisahan dan hari-harinya penuh kesukaran bagaikan orang upahan. Ayub 7:1 mengatakan, "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?”

Dalam kegelisahan seringkali manusia tidak memiliki harapan dan merasa menyesali hidupnya di dunia ini. Sebagaimana tertulis dalam Ayub 10:18-22, "Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku! Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur. Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak, sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat, ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan."

Tuhan itu baik! Sekalipun kesalahan kita banyak dan dosa kita besar, Tuhan memberikan Firman-Nya untuk mengoreksi hidup kita dan mau melupakan segala kesalahan kita. Tuhan menjadikan kita orang yang benar. Ditulis dalam Ayub 11:4-6, "Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau, dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu."

Karena hidup kita sudah dibenarkan, kita tidak lagi hidup dalam kegelisahan. Sebaliknya kita akan hidup dengan rasa aman dan dapat tidur dengan tenteram. Hidup kita akan lebih cemerlang dari siang hari, tidak ada lagi kegelapan dalam hidup kita. Ayub 11: 17-20 mengatakan, "Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari. Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram; engkau akan berbaring tidur dengan tidak diganggu, dan banyak orang akan mengambil muka kepadamu. Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."





Post a comment