Jangan Lupakan Kebaikan Tuhan
Uncategorized
"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” Ayat dalam Yohanes 10:11 ini sangat meyakinkan kepada kita bahwa Yesus adalah Gembala yang baik. Kebaikan-Nya itu dibuktikan dengan Dia memberikan nyawa-Nya sampai mati di kayu Salib. Namun Dia bukan mati untuk seterusnya, tetapi Dia juga bangkit dan hidup untuk selamanya. Dia harus menyerahkan nyawa-Nya, bukanlah hal yang mudah dilakukan, ini merupakan tugas dari Bapa yang harus Yesus kerjakan.
Sebagaimana Tuhan Yesus mengerjakan bahkan menyelesaikan tugas yang diberikan Bapa, maka kita yang sudah merasakan kebaikan Tuhan, kita pun harus bertanggung jawab, mengerjakan dan menyelesaikan segala tugas pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita. Senantiasa kita harus ingat, bahwa Tuhan sudah berbuat baik bagi kita, sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 103:1-2, "Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” Kebaikan Tuhan adalah seperti Bapa yang sayang kepada anak-anak-Nya, sebagaimana dapat kita baca dalam Mazmur 103:13, "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.”
Atas kebaikan Tuhan yang sudah kita terima, haruslah kita berterima kasih kepada Tuhan. Rasa terima kasih itu dapat berupa mempersembahkan korban syukur di rumah Tuhan. Ditulis dalam Yeremia 33:11b, "Bersyukurlah kepada TUHAN semesta alam, sebab TUHAN itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!, sambil mempersembahkan korban syukur di rumah TUHAN. Sebab Aku akan memulihkan keadaan negeri ini seperti dahulu, firman TUHAN.” Jangan menjadi seperti Hizkia yang melupakan kebaikan Tuhan, dia menjadi angkuh dan tidak berterima kasih atas kebaikan Tuhan sehingga akibatnya murka Tuhan menimpa Yerusalem. Dapat kita baca dalam 2 Tawarikh 32:24-25, "Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada TUHAN, dan TUHAN berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.”
Tuhan sanggup menyembuhkan dari segala sakit penyakit sebagaimana yang sudah terjadi pada Hizkia. Tuhan memberikan Firman-Nya dan keajaiban! Sebagaimana dalam Mazmur 107:17-20, "Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.” Selayaknya kita bersyukur karena kebaikan Tuhan ini, dengan membawa persembahan syukur kepada Tuhan. Namun ingat janganlah kita mempersembahkan persembahan kita dengan rasa angkuh, sekalipun besar jumlah persembahan kita.
Jika kita sudah berbuat sebagaimana Hizkia, menjadi angkuh dan melupakan kebaikan Tuhan, segeralah kita menyadari dan bertobat kepada Tuhan. Sehingga murka Tuhan tidak menimpa kita, tetapi berkat Tuhan yang dilimpahkan kepada kita. Sebagaimana Hizkia yang segera bertobat, Tuhan memberkati Hizkia dan segala usahanya dibuat Tuhan berhasil. Ditulis dalam 2 Tawarikh 32:26-30, "Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia. Hizkia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia membuat perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai dan segala macam barang yang indah-indah, juga tempat perbekalan untuk hasil gandum, untuk anggur dan minyak, dan kandang-kandang untuk berbagai jenis hewan besar dan kandang-kandang untuk kawanan kambing domba. Ia mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba dan lembu sapi, karena Allah mengaruniakan dia harta milik yang amat besar. Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya.”