Bergaul dengan Allah
Uncategorized
Keadaan manusia di akhir zaman ini demikian dikuasai oleh dosa. Manusia lebih menuruti keinginan hawa nafsu daging daripada menuruti keinginan Roh. Padahal dalam Roma 8:5-6 sangat jelas dikatakan bahwa setiap orang yang menuruti keinginan daging akan berakhir pada maut. Dia menjadi musuh Allah dan tidak berkenan di hadapan Allah. Sebaliknya orang yang menuruti Roh hidup dalam damai sejahtera. "Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.”
Pada zaman Nuh, Allah bersabar menantikan Nuh menyelesaikan membangun bahtera selama seratus dua puluh tahun, sebelum akhirnya Allah membinasakan bumi dengan air bah. Ini akibat manusia yang hidup dalam kekerasan, bahkan bumi sudah rusak di mata Allah. Jika kita cermati, angka seratus dua puluh adalah dihasilkan dari angka dua belas dikalikan sepuluh. Angka dua belas banyak kita jumpai dalam Wahyu 21:12, 14, 17, yaitu banyak disebutkan tentang Yerusalem baru. "Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. … Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. … Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.”
Sedangkan angka sepuluh menurut Wahyu 22:14 mempunyai pengertian "hukum”. Kota Yerusalem baru yang demikian indah ini disediakan bagi setiap orang yang mau melakukan Firman Tuhan. Pada ayat 7 disebutkan berbahagia setiap orang yang menuruti Firman Allah. Oleh sebab itu supaya kita dapat menuruti Firman Tuhan, meterai Firman Tuhan harus dibukakan, rahasia Firman Tuhan harus diungkapkan karena waktunya sudah dekat seperti tertulis pada ayat 10. Sedangkan Wahyu 21:8 menyebutkan, "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." Diperjelas lagi dalam Wahyu 21:27, "Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”
Nuh adalah orang yang hidup bergaul dengan Allah di tengah-tengah orang sezamannya yang hidup dalam dosa sebagaimana dalam Kejadian 6:9. Hidup bergaul dengan Allah ini ditandai dengan hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Sedangkan menurut Wahyu 22:11 disebutkan, menjadi lawan kebenaran dan kekudusan adalah kejahatan dan kecemaran. Dua dosa ini semakin bertambah-tambah di akhir zaman.
Tentang kebenaran, jangan kita mengenakan kebenaran diri sendiri tetapi kebenaran Allah. Sebab kadang kita demikian giat melayani pekerjaan Tuhan tetapi tanpa pengertian yang benar, kita tidak mengenal kebenaran Allah sehingga mendirikan kebenaran diri sendiri sebagaimana dapat kita baca dalam Roma 10:1-4; 9:30-32.
Tentang kekudusan, 1 Yohanes 3:2-3, 9 menegaskan, kita akan menjadi kudus atau suci jika kita dilahirkan kembali oleh benih Allah. Karena jika kita sudah dilahirkan dari Allah kita tidak dapat berbuat dosa lagi. "Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. … Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.”
Orang yang bergaul dengan Allah dibuktikan dengan mau melakukan Firman Tuhan. Hal ini juga dilakukan oleh Nuh dalam Kejadian 6:22, "Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” Pada ayat 14-16 disebutkan, "Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.”
Bagi kita sekarang pembangunan bahtera ini menunjuk pada pembangunan Tabernakel. Marilah kita juga mau melaksanakan perintah Firman Tuhan, termasuk bekerja dalam pembangunan tubuh Kristus, sidang mempelai perempuan Tuhan. Amin!