KANA PMA 2013 - Malang
Uncategorized
Yesus adalah Anak Allah. Namun Dia juga mau menjadi Anak Manusia, ini merupakan pengorbanan yang luar biasa. Tentang manusia, jika kita lihat dalam Kejadian 1:26-28; 3:20, Adam merupakan ciptaan yang secara langsung diciptakan Allah dan dinamai "manusia”. Kita, sebagai keturunan Adam, disebut sebagai anak-anak manusia. Sebutan "anak manusia” banyak kita temui dalam kitab Yehezkiel 2:1, 3; 3:1, 4, 16, dan masih banyak lagi. Tentu saja ini karena Yehezkiel pun termasuk keturunan Adam sebagaimana kita.
Namun siapakah anak manusia itu sebenarnya? Jika kita baca dalam Pengkhotbah 3:16-20, anak-anak manusia dan binatang, yang keduanya sama-sama berasal dari debu, manusia dapat disamakan dengan binatang. Hal ini semakin nyata pada manusia yang hidup dalam kuasa dosa. Sebagaimana dalam Mazmur 12:2-6 demikian mudahnya manusia berdusta bahkan pada ayat 9 menambahkan lagi bahwa kebusukan ada di tengah-tengah manusia. Lagi dalam Mazmur 14:1-3, mata Tuhan melihat dari sorga bahwa kebusukan dan kebebalan yang ada di tengah-tengah anak-anak manusia, tidak ada seorang pun yang berbuat baik, mereka berkata dalam hatinya: "tidak ada Allah”. Dengan berkata "tidak ada Allah” membuktikan mereka merasa tidak perlu untuk beribadah, dan menggantikan Allah dengan allah lain; kekayaan, jabatan dan sebagainya. Inilah orang bebal!
Kita patut bersyukur, dengan adanya Natal berarti Allah mau menjemput kita. Dia yang Allah mau turun ke dunia dan menjadi Anak Manusia. Jika Dia disebut sebagai Anak Manusia maka itu harus dibuktikan dengan tanda kelahiran. Filipi 2:6-8 mengatakan, Dia mau mengosongkan diri dari ke-Allahan-Nya dan menjadi sama dengan manusia. Pada kelahiran-Nya Dia disebut sebagai Imanuel, Allah mau beserta dengan kita, untuk menyelamatkan anak-anak manusia dari kebusukan dan kebebalan bahkan dari kuasa dosa.
Jika kita baca dalam 1 Korintus 15:45, Yesus sebagai Anak Allah berbeda dengan kita anak-anak manusia. Karena Anak Manusia yang disebut juga sebagai Adam akhir berasal dari Sorga. Sebaliknya, anak-anak manusia berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis pada Yohanes 1:14, "Firman itu telah menjadi Manusia, dan diam di antara kita …”. Namun pada saat kedatangan-Nya di dunia, Lukas 9:58 menuliskan, dunia menolak-Nya; "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Padahal Lukas 19:10 menyebutkan bahwa kedatangan-Nya adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita yang terhilang dalam dosa.
Tentang serigala, seperti tertulis dalam Lukas 13:31-32 menggambarkan Herodes dengan kekejamannya yang mau membunuh bayi Yesus. Namun pembunuhan tidak selalu dalam bentuk sebenarnya, kebencian juga merupakan pembunuhan seperti dalam 1 Yohanes 3:15. Serigala yang harus kita waspadai juga dapat berarti nabi-nabi palsu yang datang menyamar seperti domba, tetapi yang sesungguhnya adalah serigala yang buas, sebagaimana tertulis dalam Matius 7:15.
Tentang burung, merupakan binatang yang dapat membuat resah, terutama bila burung itu berjumlah banyak. Pada saat Yesus akan dilahirkan, tidak satupun yang mau menerima Yusuf dan Maria hingga akhirnya Maria harus melahirkan di kandang binatang. Hal ini tentu membuat resah bagi Yusuf dan Maria. Burung, menurut Wahyu 18:2-3 dan 17:5 juga diartikan sebagai kenajisan. Di mana Babel, suatu kota besar yang penuh kenajisan yang menguasai bahkan sampai pada orang-orang kaya dan raja-raja.
Lebih jauh Yakobus 4:4 memberikan pengertian bahwa persahabatan dengan dunia juga merupakan perzinahan secara rohani dan membuka permusuhan dengan Allah.
Demikianlah Yesus ditolak dan tidak mendapatkan tempat, namun roh kenajisan dan kejahatan mendapatkan tempat. Kebencian dan persahabatan dengan dunia sebagai ganti Yesus. Kita perlu berwaspada karena sebagaimana Wahyu 22:11 mengatakan, di akhir zaman ini yang jahat bertambah jahat dan yang najis bertambah najis. Namun bagi kita, biarlah kita dengan segenap hati menerima dan memberi tempat bagi Yesus dengan bertambah-tambah dalam kebenaran dan kekudusan .
Kini Yesus sudah kembali kepada Bapa di sorga, di samping kanan Bapa. Sekalipun demikian sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 7:55-56, Yesus tetap disebut sebagai Anak Manusia – "… Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Juga dalam Lukas 22:69; "Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa.” Yesus yang sudah dipermuliakan di kanan Bapa di sorga akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menjemput mempelai perempuan-Nya. Yesus datang kembali bukan sebagai bayi tetapi sebagai Kepala yang penuh kemuliaan. Dia adalah Kepala yang menyelamatkan kita, tubuh-Nya, mempelai perempuan-Nya. Kata "menyelamatkan” terkandung pengertian juga kalaupun kita sakit, pasti ada mujizat kesembuhan.
Dalam Matius 24:27 dikatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah bagaikan kilat yang memancarkan cahayanya dari Timur ke Barat. Hal ini juga sesuai pada waktu kelahiran Yesus, yaitu di Timur seperti tertulis dalam Matius 2:1-2. Orang-orang majus mencari tempat kelahiran Yesus dengan melihat Bintang Timur di sebelah Timur. Bintang Timur menurut Wahyu 22:16 adalah menunjuk pada pribadi Yesus sendiri. Namun bagi kita sekarang, Bintang Timur itu adalah berbentuk Firman nubuatan, seperti tertulis dalam 2 Petrus 1:19.
Syukur kepada Tuhan, sebelum Yesus datang kembali, Dia mau memperhatikan kita, anak-anak manusia sekalipun keadaan kita sia-sia karena dosa. Mazmur 144:3-4 mengatakan: "Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?
Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.” Dan Mazmur 14:1-2 mengatakan bahwa anak-anak manusia sudah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Demikian besar kasih Tuhan, Ayub 7:16-17 berkata sekalipun hari-hari anak-anak manusia hanyalah bagaikan hembusan nafas yang segera hilang, namun Tuhan memperhatikan dan menganggap agung. Lebih lagi Mazmur 8:4-6 menulis, Tuhan mau memahkotai dengan kemuliaan dan hormat dan membuat hampir sama seperti Allah. Artinya, kita anak-anak manusia akan diangkat menjadi sama seperti Dia, setinggi sebagai mempelai perempuan-Nya.
Oleh sebab itu kita harus memberi tempat bagi Yesus sebagai Kepala, bukan memberi tempat kepada serigala dan burung-burung. Sehingga kehidupan kita tidak lagi menjadi sia-sia di dalam dosa namun sangat diperhatikan Tuhan, bahkan dipermuliakan sebagai mempelai perempuan-Nya pada saat kedatangan-Nya kembali.