PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Feb
25

Dipanggil dan Dipilih Tuhan Untuk Dijadikan hamba-Nya

Dipanggil dan Dipilih Tuhan Untuk Dijadikan hamba-Nya
Uncategorized

 Firman Tuhan di dalam Yesaya 44:1-2 mengatakan, “Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih! ... Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!” Nama Yakub dan Israel adalah nama dari satu orang. Nama Yakub adalah nama pada waktu dilahirkan, dan kemudian Tuhan mengubahnya menjadi Israel. Yakub dan Israel inilah yang pada ayat 5 mengatakan, “Aku kepunyaan Tuhan”. Yakub oleh Tuhan dikatakan sebagai “hamba-Ku”, sedangkan Israel yang kemudian juga disebut Yesyurun adalah “yang Kupilih”.

 Menjadi hamba lebih cenderung pada suatu panggilan. Oleh karena itu, jika Tuhan memanggil, kita harus siap untuk menjadi hamba atau pelayan Tuhan. Setelah dipanggil, kita akan sampai pada tahap dipilih. 2 Petrus 1:8-9 mengatakan, bahwa jika semuanya itu (panggilan dan pilihan Tuhan) ada pada kita dengan berlimpah-limpah, maka kita akan dibuat menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan kita akan Tuhan Yesus Kristus. “Giat” berarti kita harus bergumul dengan semangat di dalam keadaan apa pun. Sebaliknya, yang tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena lupa bahwa dosa-dosanya sudah dihapuskan. Hal inilah yang membuatnya kurang giat dan bersemangat di dalam Tuhan Yesus. Korban Tuhan Yesus di kayu salib telah mengubah nasib kita yang seharusnya dihukum oleh karena segala dosa kita, sehingga kita harus giat melayani Dia. Maka pada ayat 10-11 dikatakan, bahwa dengan berusaha sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh, kita akan dikaruniakan hak penuh untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.

Yakub – hamba-Ku
Terlebih dahulu kita membahas tentang Yakub, yang disebut Tuhan sebagai “hamba-Ku”. Tuhan memanggil kita untuk menjadi hamba-Nya, bukan menjadi hamba dosa. Surat Roma 6:15-23 menjelaskan, bahwa walaupun Tuhan itu Maha Pengampun, bukan berarti kita bebas dan tetap berbuat dosa. Dahulu kita memang hamba dosa, tetapi sekarang kita menaati pengajaran-Nya dan menjadi hamba kebenaran, yang membawa kita pada pengudusan, yang pada akhirnya nanti akan mencapai hidup kekal di dalam Tuhan Yesus. Hidup di dalam perhambaan dosa berarti taat untuk hidup di dalam dosa atau berbuat dosa. Karena Tuhan telah mengeluarkan dan memerdekakan kita dari perhambaan dosa, maka kita harus hidup menjadi hamba kebenaran, yaitu taat pada kebenaran Firman-Nya, dan kemudian ditingkatkan dengan melayani Tuhan.

Yohanes 12:25-26 menjelaskan bahwa melayani Tuhan dihubungkan dengan tidak mencintai nyawanya. Maksudnya supaya kita jangan menyayangkan nyawa jika hendak melayani Tuhan. Melayani Tuhan berarti pelayan-Nya harus selalu mengikut di mana Tuhan berada. Oleh sebab itu Tuhan menuntut supaya kita tidak menyayangkan nyawa, karena di dalam 1 Yohanes 3:16-18 Tuhan sendiri telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Kalau nyawa saja tidak kita sayangkan, maka kita pasti tidak akan menyayangkan harta kita dan segala yang kita miliki untuk melayani Tuhan. Dengan demikian hal ini menjadi bukti bahwa kita mengasihi Tuhan bukan hanya dengan perkataan, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Karena itu, apabila kita menempatkan diri sebagai Yakub (kepunyaan Tuhan), kita harus mau menjadi pelayan atau hamba Tuhan.

 Di dalam Matius 20:28 terdapat teladan Tuhan Yesus yang datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi untuk melayani, dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Kemudian pada ayat 26-27 dijelaskan bahwa melayani Tuhan bukanlah suatu kehinaan, sebab
barangsiapa ingin menjadi besar di antara mereka hendaknya menjadi pelayan dahulu dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka hendaknya ia menjadi hamba. Sebagai hamba, kita diingatkan oleh Injil Lukas 17:10, yaitu siap melayani apa saja yang telah ditugaskan.

 Apabila melihat keadaan kita dahulu saat menjadi hamba dosa, yang tidak berguna di hadapan Allah, maka kita harus bersyukur bahwa sekarang ini Tuhan mau memakai kita menjadi hamba yang melayani Dia. Layakkah kita disebut Tuhan: “hamba-Ku”, sementara kita masih hidup dalam perhambaan dosa? Oleh sebab itu, keluarlah dari perhambaan dosa untuk menjadi kepunyaan Tuhan dan menjadi hamba-Nya, serta senantiasa mengingat kalimat ini: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Amin. dy



Post a comment