"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” Wahyu 3:7
Jika Tuhan membuka pintu maka tidak ada yang dapat menutup, demikian juga jika Tuhan menutup pintu maka tidak ada yang dapat membuka. Namun ada sebabnya mengapa Tuhan mau membuka pintu bagi kita. Yaitu jika kita mau menurut Firman-Nya bahkan kita mau beribadah kepada Tuhan. Sebaliknya Tuhan juga dapat menutup pintu bagi orang yang tidak mau menurut Firman-Nya dan tidak mau beribadah kepada Tuhan. Janganlah kita dianggap kurang ajar karena berkata sia-sia beribadah kepada Tuhan, sebagaimana Maleakhi 3:13-14 mengatakan, "Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?”
Tetapi baiklah kita beribadah kepada Tuhan dengan membawa persembahan kita dan hidup takut akan Tuhan seperti ditulis dalam Maleakhi 3:10, 16, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. … Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
Tuhan mau menyertai kita baik di siang maupun di malam hari. Sebagaimana dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Tuhan berjalan di depan mereka di siang hari dalam tiang awan dan pada waktu malam dalam tiang api. Keluaran 13:21-22 mengatakan, "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.” Namun bangsa Israel harus menghadapi Firaun yang mengejar mereka, karena Firaun telah berubah pikiran dan menyesal membiarkan mereka pergi dari Mesir. Keluaran 14:5, "Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" Tetapi jangan kita takut, karena Tuhan yang menyertai kita akan berperang bagi kita. Keluaran 14:13-14, "Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Tuhan menyertai kita dengan cara Dia berjalan di depan kita. Sebagaimana bangsa Israel saat mereka terjepit karena dikejar Firaun dan pasukannya sedangkan di depan mereka laut Teberau. Mereka menjadi takut dan berseru kepada Tuhan. Berseru kepada Tuhan berarti kita mau beribadah kepada-Nya. Tuhan tidak pernah kekurangan cara. Ketika bangsa Israel dalam ketakutan karena dikejar Firaun, Tuhan yang berjalan di depan mereka berjalan di belakang mereka, dan tiang awan itu ada di belakang mereka sehingga Firaun tidak dapat mendekati bangsa Israel. Keluaran 14:19 mengatakan, "Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.” Jadi Tuhan bukan hanya ada di depan kita, tetapi Dia juga menjadi penutup barisan kita, atau berjalan di belakang kita. Demikian disebutkan dalam Yesaya 52:12, "Sungguh, kamu tidak akan buru-buru keluar dan tidak akan lari-lari berjalan, sebab TUHAN akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu.”
Jika kita menghadapi jalan tertutup di depan kita bagaikan pintu tembaga dengan palang besi yang tidak mungkin dapat kita tembus, Tuhan yang berjalan di depan kita akan membukakan bagi kita. Sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 45:2, "Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi. Demikian juga bagi bangsa Israel yang menghadapi laut di depan mereka. Secara kekuatan manusia, tidak mungkin mereka dapat melewatinya, tetapi secara ajaib Tuhan dapat membukakan jalan bagi mereka dengan Tuhan membelah laut Teberau bagi mereka, sehingga mereka dapat berjalan di tengah-tengah laut, di tempat yang kering. Keluaran 14:21 menuliskan, "Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.”
Ketika bangsa Israel sudah berhasil menyeberang, Firaun dan pasukannya yang mengejar di tengah-tengah laut itu, dicampakkan Tuhan dan Tuhan menutup laut kembali sehingga mereka tenggelam. Tuhan dapat membuka dan Tuhan dapat menutup! Melihat perbuatan Tuhan yang besar, maka takutlah bangsa Israel kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan dan kepada Musa. Ini artinya, memang Tuhanlah yang menyelamatkan dengan perbuatan-Nya yang ajaib, tetapi kita juga harus bisa menghargai seorang hamba Tuhan yang dipakai Tuhan untuk memimpin kita. Dapat kita baca dalam Keluaran 14:27-31, "Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Haleluya!