Hidup dalam Kebenaran dan Kekudusan
Uncategorized
Keadaan manusia sekarang ini tidak ada yang baik, tidak berakal budi dan tidak ada yang mencari Allah, sebagaimana Mazmur 14:1-3, "Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.” Malah dalam Pengkhotbah 3:18-20 dikatakan, manusia dapat disamakan dengan binatang, manusia tidak mempunyai kelebihan apa-apa dari binatang dan kedua-duanya adalah sia-sia. Ini sangat tampak pada manusia yang tidak bertobat, kelakuannya seperti "binatang”.
Dosa yang semakin menguasai manusia di akhir zaman menurut Matius 24:37-39 adalah seperti pada zaman Nuh, yakni makan-minum dan kawin mengawinkan. Makan minum menunjuk kepada dosa kejahatan. Untuk makan minum atau persoalan ekonomi, manusia berbuat jahat dengan mencuri, korupsi bahkan sampai pembunuhan. Sedangkan kawin mengawinkan menunjuk kepada dosa kenajisan dan persundalan untuk kepuasan hawa nafsu daging. Ibrani 13:4 mengingatkan, "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
Dosa kejahatan dan kenajisan ini akan terus bertambah-tambah di akhir zaman ini sebagaimana dinubuatkan dalam Wahyu 22:11, "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!". Sebagai mempelai perempuan Tuhan, janganlah kita bertambah-tambah dalam kejahatan dan kecemaran atau kenajisan tetapi kita harus bertambah-tambah dalam kebenaran dan kekudusan.
Sebagaimana terjadi pada zaman Nuh itu menubuatkan pada akhir zaman. Janganlah kita hidup rusak sebagaimana orang-orang pada zaman Nuh. Tetapi sebagaimana dapat kita baca dalam Kejadian 6:9, baiklah kita hidup bergaul dengan Allah seperti Nuh. Dikatakan dalam Mazmur 25:14, "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Sedangkan dalam Ulangan 6:13 dijelaskan, orang yang takut akan Tuhan itu harus mau beribadah kepada Tuhan. Selain beribadah, Nuh disebutkan dalam 2 Petrus 2:5 adalah seorang pemberita kebenaran. Kita pun bukan hanya beribadah tetapi juga giat melayani pekerjaan Tuhan.
Nuh sebagai orang yang bergaul dengan Allah dan seorang pemberita kebenaran, dia dengan sungguh-sungguh bekerja membuat bahtera selama seratus dua puluh tahun seperti ditulis dalam Kejadian 6:14-16. Jika kita dengan sungguh-sungguh, giat dalam pekerjaan Tuhan jerih payah kita tidak akan sia-sia sebagaimana dapat kita baca dalam 1 Korintus 15:58, "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”