Ada Kuasa dalam Doa
Uncategorized
"Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui. … Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.” Yohanes 6:15-21, 24
Setelah Yesus mengadakan mujizat, hanya dari lima ketul roti dan dua ekor ikan dapat dimakan lima ribu orang, bahkan masih tersisa dua belas bakul, orang-orang hendak menjadikan Yesus menjadi raja untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum mereka. Oleh sebab itu Yesus pergi ke gunung seorang diri. Sedangkan murid-murid-Nya malah pergi ke danau dan menyeberang ke Kapernaum. Mereka tidak bersama dengan Yesus, tetapi memilih pergi sendiri. Seolah mereka tidak mau bersusah payah naik gunung dan memilih naik perahu.
Sudah menjadi kebiasaan Yesus naik ke gunung atau ke tempat-tempat yang sunyi untuk berdoa seorang diri. Sebagaimana dapat kita baca dalam Lukas 6:12, "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.” Juga pada pasal 5:16, "Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.” Selain berdoa secara bersama-sama dalam jemaat, kita juga harus ada waktu berdoa secara pribadi. Doa secara pribadi diajarkan dalam Matius 6:6, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Bapa kita di sorga selalu siap mendengar doa yang kita naikkan baik di siang maupun malam.
Dalam berdoa harus dengan percaya, karena hanyalah doa dengan percaya yang akan didengar Tuhan. Sebagaimana dikatakan dalam Markus 11:22-24, "Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” Percaya datang dari mendengar Firman Tuhan. Oleh sebab itu kita harus datang ke rumah Tuhan untuk mendengar Firman Tuhan, sehingga melalui mendengar Firman Tuhan itu kita akan memiliki percaya. Yesaya 2:2-3 menulis, "Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Kembali pada kisah di awal tadi, di mana murid-murid memilih naik perahu di danau tanpa Yesus beserta mereka. Ketika hari sudah menjadi gelap, laut bergelora karena angin yang kencang. Seringkali kita merasa tidak perlu Yesus beserta kita, dan memilih berusaha dengan kekuatan kita sendiri. Kita tidak pernah tahu bahwa ada saatnya gelombang pencobaan dapat terjadi dalam hidup kita. Pada saat pergumulan seperti ini, hanya Yesus sebagai Kepala yang berkuasa menenangkan gelombang pencobaan kita, menenangkan kecemasan hati kita serta membuat diam badai yang menerjang perahu kehidupan kita. Mazmur 107:23-30 mengatakan, "Ada orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan TUHAN, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di tempat yang dalam. Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya. Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka; mereka pusing dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk, dan kehilangan akal. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.”
Selain dalam kehidupan kita, gelombang itu juga dapat terjadi dalam gereja Tuhan, dalam pembangunan tubuh Kristus, berupa gelombang rupa-rupa angin pengajaran yang menyesatkan. Sebagaimana ditulis dalam Efesus 4:12-14, "untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan”
Berilah tempat selalu kepada Yesus dalam perahu kehidupan kita, bahkan di dalam jemaat. Karena hanya Dia sebagai Kepala yang sanggup membuat badai kehidupan kita tenang sehingga kita akan bersukacita karena gelombang yang meninggi sudah menjadi tenang. Haleluya!