PAPMA "KASIH"
Perkumpulan Pengajaran Mempelai Alkitabiah "Kasih"
Register    
slide1
slide2
slide3

Okt
24

Saling Mengasihi

Saling Mengasihi
Uncategorized
Kita sering mendengar istilah di dunia ini "tidak ada maaf bagimu”. Demikian dalam kebencian itu sehingga sanggup menutup pintu maaf seseorang. Atau kadang kita mau berdamai tapi karena alasan "harga diri” dan merasa tidak salah, maka perdamaian tidak pernah terwujud. Menjadi pertanyaan sekarang, sampai kapan kebencian itu akan kita simpan? Sampai kapan permusuhan itu kita pertahankan? Untuk "orang-orang di luar Tuhan” seringkali kebencian itu dibawanya sampai pada kematian. Akankah ini juga terjadi bagi orang yang mengaku sebagai murid-murid Yesus?

Selalu ada jalan keluar! Ya, kuasa Firman Tuhan sanggup merubuhkan tembok perseteruan dan mengadakan pendamaian. Dalam Injil Yohanes 13:1-20, Tuhan Yesus memberikan suatu teladan yang luar biasa. Dia yang adalah Guru dan Tuhan mau mencuci kaki murid-murid-Nya. Sebenarnya apa maksud Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya?

Untuk mencuci kaki orang lain, maka seseorang harus mengambil tempat yang rendah. Sangat tidak mungkin mencuci kaki orang lain dilakukan dengan berdiri. Bahkan hal ini tidak akan pernah terjadi jika kita merasa sombong, merasa "lebih tinggi”, "lebih besar” dari orang yang akan kita cuci kakinya. Bahkan yang lebih penting lagi, seperti disebutkan dalam Yohanes 13:1, Yesus melakukan semuanya ini karena Dia "mengasihi” murid-murid-Nya. Kasih! Inilah yang memampukan kita mengerjakannya. Tanpa kasih, tidak mungkin kita sanggup melakukan.

Karena kasih juga, Yesus juga mencuci kaki Yudas, sekalipun Dia tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya. Mungkin wajar saja jika Yesus mencuci kaki murid yang mengasihi Dia, tapi mencuci kaki Yudas? Kita mungkin akan berkata "aku tidak pernah menyalibkan Yesus” atau "aku tidak pernah mengkhianati Yesus”, tapi tanpa kita sadari, dengan sikap kita yang mengabaikan ibadah dan pelayanan serta menolak Firman Tuhan, itu sudah menyakitkan hati Tuhan. Kita renungkan sejenak. Mampukah kita "mencuci kaki” (mengasihi) orang yang kita sudah tahu akan mengkhianati kita? Pada orang yang berbuat jahat dan menyakitkan hati kita? Namun ini sudah dilakukan Yesus!

Dalam Ibrani 10:28-29 dikatakan orang yang menolak hukum Musa (Firman Tuhan) harus dihukum mati tanpa belas kasihan, namun betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas orang yang menginjak-injak Anak Allah, seperti yang dilakukan Yudas. Namun Yesus tetap mengasihi Yudas, tetap mencuci kaki Yudas. Inilah teladan yang Yesus berikan bagi kita, mengasihi tanpa syarat.

Lebih jauh lagi, seperti terdapat dalam Yohanes 14:23, mengasihi dibuktikan dengan mau menuruti Firman Tuhan. Kepada kita yang mau menuruti Firman Tuhan, maka Bapa akan mengasihi kita dan tinggal bersama kita. Ini merupakan suatu kebahagiaan yang besar! Lalu bagaimana kita menuruti Firman Tuhan? Sekali lagi kita lihat dalam Yohanes 13:14 dan 17, Yesus berkata "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; … Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”

Menuruti Firman Tuhan berarti kita mau saling membasuh kaki, bukan dilakukan secara jasmani tetapi mempunyai arti saling mengasihi. Ini sangat jelas dapat kita baca dalam Yohanes 13:31-35. Jika kita mau saling mengasihi maka kita disebut sebagai murid-murid Yesus. Tapi orang yang tidak mau saling mengasihi, dia adalah bagaikan Yudas, memang sebagai murid Yesus, tapi dia adalah murid yang murtad dan mengkhianati Yesus.

Saling mengasihi akan terjadi jika kita mau menjadi kecil bagaikan iota, mau rendah hati. Tapi jika kita merasa diri "tidak salah” dan mementingkan "harga diri” maka kita tidak akan dapat mencuci kaki saudara, tidak akan dapat mengasihi saudara. Orang yang menyimpan kepahitan hati atau kebencian dalam hatinya tidak akan merasa damai, akan tertuduh bahkan pada saat dia berdoa. Namun jika kita mau membuang segala kepahitan hati dan mau datang memohon maaf dan memaafkan di antara saudara, maka seperti tertulis dalam dalam Yohanes 13:17, kita akan berbahagia.

Dalam Yohanes 13:1 dan 14:2-3 Yesus berkata bahwa Dia kembali kepada Bapa untuk menyediakan tempat dan berjanji akan kembali lagi. Pertanyaannya, untuk siapakah Yesus menyediakan tempat dan siapakah yang akan dijemput dan dibawa ke tempat-Nya di sorga? Jawabnya adalah untuk murid-murid-Nya, yang melakukan perintah-Nya yaitu hidup saling mengasihi, saling membasuh kaki.

Jadi sekarang, bagaimana kita? Apakah kita akan mempertahankan kebencian, kepahitan hati dan tidak mau merendahkan diri untuk saling memaafkan, saling mengasihi, demi "harga diri” kita? Ingatlah, bahwa dengan demikian kita bukanlah murid-murid Yesus. Atau mungkin kita berkata "aku adalah murid Yesus”, tapi sebenarnya kita adalah murid yang "murtad”, yang menyalibkan Tuhan seperti Yudas. Sekali lagi, sampai kapankah kebencian itu akan disimpan? Namun kebagiaan Tuhan limpahkan jika kita mau hidup dalam kasih persaudaraan, saling membasuh kaki, saling mengasihi. Filadelfia! - wy




Post a comment